|
Parata & chicken masala |
Ketertarikan saya terhadap macam-macam "rotii" (salah satu jenis flatbreads) dimulai ketika saya baru menetap di negara ini. Seperti biasanya kalau kita tinggal atau berkunjung ke negara orang maka yang dicari adalah mengeksplorasi apa yang terdapat di negara tersebut termasuk berbagai macam makanan lokal yang ada. Suatu ketika saat saya mencoba salah satu tempat makan yang menyediakan menu lokal, saya menemukan jenis roti maryam yang sangat saya gemari sebelumnya.
Wah kejutan yang sangat menyenangkan, saat itu juga saya merasakan Srilanka bukan lagi daerah yang asing untuk saya, saya merasa dekat dengan negara saya sendiri, rasa kangen tanah air dan makanannya sedikit terobati. Dan memang setelah diamati ternyata banyak sekali macam makanan lokal yang mirip dan bahkan sama dengan yang ada di negara kita.
Untuk jenis "rotii" itu sendiri di Srilanka ada berbagai macam jenis dan nama tergantung dari bahan baku, bentuk dan cara pengerjaannya, tapi ciri khas "rotii" ini adalah berbentuk pipih tipis dan di masak diatas pan datar yang sangat panas, dihidangkan bersama dengan curry, dhaal, berbagai macam acar, atau sambol. Ada beberapa jenis yang dikenal yaitu parata, chapati, naan, pool roti, kerala roti, dan godamba roti. Godamba roti yang dibuat dengan sangat tipis menyerupai kulit martabak telur ini dapat divariasikan dengan berbagai macam cara misalkan dengan diisi kentang berbumbu dan dibuat seperti kue berbentuk segitiga atau juga dibuat sebagai bahan dari kottu mie, dimana roti godamba dipotong2 kecil-kecil memanjang menjadi bentuk mie dan digoreng bersama-sama dengan telur dan sayuran serta suwiran ayam. Berbagai jenis "rotii" tersebut biasanya dihidangkan sebagai menu utama makan malam.
Terus terang temuan mengejutkan ini mengembalikan ingatan saya akan roti maryam bertahun-tahun yang lalu. Roti maryam diperkenalkan oleh salah seorang teman yang merupakan orang asli Ampel Surabaya. Seperti diketahui daerah Ampel merupakan kampung Arab di Surabaya, nenek moyang mereka berasal dari negara-negara Arab, Persia, India dan Pakistan yang datang ke negara kita untuk berdagang. Mereka kemudian menetap dan berbaur dengan warga sekitarnya tapi tetap mempertahankan adat istiadat dan kebiasaan mereka termasuk makanannya.
Sebenarnya tidak ada yang tahu tepatnya kenapa sampai roti pipih ini di Surabaya dinamakan Maryam, ada cerita kemungkinan bahwa orang yang pertama kali menjual dan memproduksi roti ini bernama Maryam, sehingga sampai sekarang roti yang dimakan bersama sejenis curry kambing ini dinamakan seperti namanya.
Mengamati perjalanan "rotii" memang sangatlah menarik, menurut sejarahnya "rotii" yang merupakan salah satu jenis flatbreads sudah dikenal sejak jaman mesir kuno dan menjadi makanan pokok penduduknya. Kemudian flatbread ini mulai menyebar sesuai perkembangan peradaban manusia hampir ke seluruh dunia. Perkembangannya yang pesat tentu saja dikarenakan flatbread sangat mudah diadaptasikan dengan bahan makanan lain serta adat istiadat dan kepercayaan masyarakat setempat.
Penyebarannya di Asia Selatan sendiri sangatlah pesat, flatbread yang dikenal dengan nama "rotii" yang diambil dari bahasa Sangskrit, sudah merupakan kebutuhan utama. Pengerjaannya yang simple dengan bahan baku utama berupa tepung wheat, air dan garam yang memang banyak tersedia membuatnya menjadi makanan pokok yang digemari. Kemudian oleh para pedagang dan penyebar agama yang berasal dari Asia Selatan inilah "rotii" diperkenalkan ke daerah-daerah Asia Tenggara termasuk Thailand, Singapore, Malaysia dan juga sampai ke negara kita.
Di Indonesia sendiri ada beberapa macam jenis "rotii" yang dikenal selain roti maryam yaitu roti cane dan roti jala yang popular di Sumatra dan variasi lainnya yang sangat digemari juga oleh masyarakat luas yaitu martabak telur. Perkembangannya di Sumatra sendiri diawali di daerah kampung keling Medan, begitu pula di daerah Aceh dimana banyak dijumpai warga yang nenek moyangnya berasal dari Srilanka dan India selatan.
Mengamati berbagai macam makanan di berbagai daerah dan negara memang sangatlah menyenangkan, kita bisa menjadi lebih tahu dan menghargainya dan bahwa walaupun berbeda-beda letak geografis, budaya dan kebiasaan ternyata makanan dapat menyatukan kita semua.
Dibawah ini saya tuliskan resep roti cane yang saya dapat dari buku resep masakan Indonesia terbitan Yasa boga. Roti cane ini biasa dihidangkan dengan curry kambing atau curry ayam, bersama acar timun mentah, sangat cocok dihidangkan sebagai suguhan arisan di sore hari maupun acara lainnya. Dan ternyata setelah dipraktekkan cara membuatnya pun tidaklah sulit...jadi selamat mencoba....
Resep roti cane/parata
- 175gr tepung terigu
- 1/2 sdt garam
- 100cc air hangat
- 125gr margarine cair/mentega
Cara membuat :
- Uleni tepung terigu, garam dan air hangat sampai rata. Masukkan mentega/margarine cair. Uleni lagi sampai licin. Bagi adonan 8-10 bulatan. Biarkan kurang lebih 15 menit.
- Pipihkan setebal 1/2cm. Masak dalam penggorengan datar yang sudah dioles minyak dan panaskan, goreng sambil dibalik-balik. Angkat.
Catatan :
- Untuk membuat roti cane yang berserat-serat (parata/roti maryam), maka pada saat menipiskan adonan tipiskan dengan pola seperti menipiskan pastry, beri sedikit margarine disetiap lipatannya.
No comments:
Post a Comment