Monday, March 10, 2014

Sigiriya rock dan Dambulla temple

 

Untuk mengisi liburan kali ini kami memutuskan untuk menjelajah situs-situs bersejarah yang memang banyak tersebar di Srilanka. Setelah tahun lalu kita berkesempatan mengunjungi pusat kerajaan di Kandy, maka sekarang kita akan mengunjungi Sigiriya rock dan Dambulla temple.

Sigiriya Rock

Sigiriya rock atau batu lion head sendiri terletak  di central provinsi Srilanka, berjarak sekitar 170 km dari ibu kota Colombo atau sekitar 4 jam perjalanan. Kami menginap di daerah Dambulla sekitar 1/2 jam perjalanan dari Sigiriya rock. Setelah makan siang di hotel dan beristirahat sebentar maka hari pertama kami putuskan untuk memulai perjalanan ke Sigiriya rock.

Sigiriya rock atau disebut juga batu kepala singa adalah sebuah istana dan juga banteng yang dibangun diatas batu granit hitam ditengah-tengah dataran dan terletak di distrik Matale Srilanka. Kerajaan kunonya sendiri berada di puncak batu, dikelilingi oleh kebun dan taman-taman serta reservoir. Sampai sekarang masih banyak perdebatan tentang bagaimana menaikkan air ke atas batu dengan ketinggian 180 meter pada zaman itu, beberapa spekulasi bermunculan salah satunya menyebutkan bahwa air dinaikkan dengan menggunakan kincir angin raksasa, tetapi tidak ada bukti kuat peninggalan yang mendukungnya, oleh karenanya kerajaan diatas batu tersebut masih meninggalkan banyak misteri.
Karena keunikan, kecerdasan dan kreativitasnya maka pada tahun 1982 Sigiriya rock ditetapkan UNESCO sebagai salah satu dari keajaiban dunia.

Kerajaan di Sigiriya rock sendiri terdiri dari beberapa bagian yaitu :

  • Kerajaan kuno yang berada di puncak batu yang terdiri dari istana, taman-taman dan pemandian, serta sumur-sumur air buatan. Walaupun pada saat ini yang tertinggal hanya puing-puing pondasi dari bekas kerajaannya saja, namun kemegahan istana jaman dahulunya masih tetap bisa digambarkan.
  • Teras dibagian tengah yang terdapat gerbang singa, pada jaman kerajaan masih berdiri maka dibagian teras terdapat tangga naik yang kiri kanannya terdapat kaki dan cakar singa serta kepala singa diatasnya. Saat ini hanya tinggal kaki dan cakar singanya saja yang tersisa sedang kepalanya sudah tidak ada lagi. Kemudian Audience hall, cobra hood, cave & hallows yang dulunya dipakai oleh para pendeta Budha sebagai shelter.
  • Kerajaan tengah terdapat cekungan gua dan dinding cermin (wall mirror) yang penuh dengan lukisan-lukisan dinding serta grafitti. Lukisan-lukisan ini tidak disebutkan siapa yang membuat tapi dari penelitian ada kemiripan artistic dengan lukisan-lukisan yang ada di gua Ajanta di Maharashtra State India. Selain itu juga terdapat grafiti2 dari abad 7-13. Grafiti itu dipercaya dibuat oleh orang-orang yang berkunjung dan mengagumi keindahan istana dan lukisan-lukisannya, dibuat baik pada saat raja masih berkuasa maupun setelah raja mangkat.
  • Bagian bawah terdapat parit, kolam-kolam, banteng dinding luar yang memanjang ratusan meter dan taman-taman serta kebun.
Dari peninggalan-peninggalan yang ada disebutkan bahwa sebenarnya dari sejak jaman prasejarah gua-gua di Sigiriya rock sudah digunakan orang sebagai tempat tinggal, dan pada abad ke 3 SM barulah para pendeta Budha menempatinya sebelum akhirnya diambil alih raja dan digunakan sebagai istana. Setelah raja Kassyapa I meninggal dunia maka kemudian Sigiriya rock dikembalikan lagi kepada para pendeta Budha. Para pendeta Budha ini kemudian mendiaminya sampai dengan sekitar abad 14, kemudian ditinggalkan. Reruntuhan bekas kerajaan kemudian baru ditemukan kembali pada tahun 1907 oleh John Masih.

Adapun maksud pendirian istana itu sendiri oleh raja Kassyapa I ada beberapa versi yang menyebutkan, versi pertama adalah bahwa raja Kassyapa I meneruskan amanah dan mimpi ayahnya yaitu raja Dhatusena untuk membuat  "istana kesenangan" atau "istana/surga di atas awan"
dimana istana itu berada di puncak sebuah batu dan dikelilingi oleh taman-taman dan reservoir serta lukisan-lukisan di dinding batunya. Hal ini didukung oleh penemuan bahwa jaman dahulu batu Sigiriya dinding luarnya di cat putih dan dikelilingi oleh lukisan-lukisan wanita, ada lebih dari 500 buah lukisan sebelum akhirnya tinggal 23 lukisan yang tersisa akibat dari aksi vandalisme di tahun 1967, sehingga kalau dari kejauhan menyerupai istana diatas awan. Raja yang digambarkan playboy dan suka akan kesenangan mangkat karena dibunuh oleh selirnya sendiri.

Versi kedua tidak kalah dramatis karena disebutkan bahwa raja Kassyapa I naik tahta setelah membunuh ayah kandungnya sendiri Raja Dhatusena dengan cara menguburnya hidup-hidup dan merebut tahta dari saudaranya sendiri Mogallana. Mogallana yang selamat dari kudeta kemudian melarikan diri ke India Selatan dan menyusun pasukan untuk balas dendam. Raja Kassyapa I yang merasa bersalah dan ketakutan kemudian membangun istana dan banteng pertahanan d Sigiriya rock.
Raja mangkat setelah 10 tahun berkuasa karena bunuh diri dengan cara menggorok lehernya sendiri pada peperangan melawan saudaranya. Kemudian Mogallana berkuasa dan memindahkan lagi kerajaannya ke Anuradapura.

Apapun versinya namun Raja Kassyapa I adalah raja Srilanka pertama yang mengklaim kerajaannya seagai  kerajaan kaum "Singhalese" atau yang berarti kerajaan "Ras Singa", suku yang sampai sekarang merupakan suku mayoritas yang mendiami tanah Srilanka. Lambang singa ini juga dijadikan lambang Nasional Negara sampai saat ini.



Dambulla Temple


 
Pada hari ke dua kami mengunjungi Dambulla Temple, tample yang dibuat pada ketinggian 160meter ini hanya berkisar 15 menit dari hotel kami. Di pintu masuk Dambulla Temple terlihat patung besar   Budha yang sedang duduk setinggi lebih kurang 30 meter. Patung berwarna emas ini selesai dibangun sekitar tahun 2000 oleh pemerintah Srilanka dengan menggunakan dana bantuan dari pemerintah Jepang. Dibawah patungnya sendiri berdiri museum yang berisi patung-patung dan lukisan-lukisan tentang agama Budha yang semua penjelasannya bertuliskan dalam bahasa Singhalese, bahasa asli Srilanka.

Situs bersejarahnya sendiri berada diatas Golden Tample, naik keatas dengan bantuan tangga batu yang sedikit curam, sejauh kurang lebih 2km.
Dambulla Temple yang pada tahun  1997 ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia ini adalah merupakan kompleks candi gua terbesar yang berhasil di selamatkan di Srilanka. Di dalam Gua candi penuh dengan patung-patung dan lukisan-lukisan bersejarah dimulai dibangun pada sekitar abad 1 SM sampai dengan abad ke 18.

Gua candi ini sebenarnya pada jaman prasejarah telah dihuni oleh manusia, hal ini dibuktikan oleh penemuan kerangka manusia berusia 2.700 tahun di Ibbankatuwa di daerah sektar kompleks gua candi Dambulla, kemudian pada sekitar abad 1 SM Raja Valagambahu mengasingkan diri dan mencari perlindungan ke gua batu tersebut dari serangan invasi Kerajaan India Selatan selama 15 tahun, dan Raja kemudian merubah gua menjadi kuil sebagai tanda bersyukur.
Setelah itu Raja-Raja berikutnya menambah patung-patung dan memeliharanya.

Di Dambulla Temple sendiri terdapat 5 ruangan gua yaitu :

  1. Devaraja Viharaya atau sering disebut sebagai gua Ilahi Raja; yang berisi patung Budha dipahat dari batu dalam posisi tidur sepanjang 14 meter. Diatas kepalanya terdapat patung dewa Wisnu dan dibawahnya terdapat patung Ananda, murid kesayangan Budha. Disini dilambangkan bahwa gua tercipta berkat kekuatan dariNya.
  2. Maharaja Vihara; merupakan gua terbesar dari kelima gua yang ada, titik tertinggi sekitar 7 meter dari lantai. Ada sekitar 16 patung Budha berdiri dan 40 sedang duduk. Patung Budha utama terletak dibawah Torana (gapura yang dihiasi Naga), terdapat juga dewa-dewa Hindu, dan patung Raja-raja. Terlihat juga ada mata air menetes dari atas gua, biasanya air itu ditampung dan kemudian dipakai sebagai salah satu sarana ritual sakral dan dipercaya dapat menyebuhkan. Dinding atas gua dihiasi lukisan kehidupan Budha serta lukisan-lukisan penting sejarah Negara.
  3. Maha Viharaya Alut; Candi agung baru, dulunya adalah sebuah gudang dan pada abad 18 oleh salah satu Raja Kandy dipisahkan dari Gua ke-2 dengan batu bata. Dinding atas gua penuh dengan lukisan dari jaman Kerajaan Kandy.
  4. Pachima Vihara; Berisi Budha sedang berbaring, dewa-dewa Hindu termasuk Katragama (Murugan) dan Dewa Wisnu. Patung Dewa Wisnu biasanya tertutup kuil kecil.
  5. Devana Alut Viharaya; adalah gua paling Barat terdapat patung Budha sedang duduk bermeditasi. Ada Dagoba kecil ditengah-tengahnya yang telah rusak karena didobrk pencuri beberapa waktu lalu. Mereka percaya didalam Dagoba ada peninggalan perhiasan Ratu Somawathie.
Setelah puas berkeliling kompleks candi dan beristirahat sejenak maka kamipun melanjutkan perjalanan pulang ke Colombo kembali.
Adapun persiapan-persiapan yang perlu dilakukan bagi teman-teman yang ingin berkunjung ke Sigiriya Rock dan Dambulla Tample, selain hotel dan transportasi adalah :
  • Tiket masuk. Persiapkan passport untuk mengurus tiket masuk karena harga pemegang resident visa berbeda dengan harga turis. Tiket dapat dibeli langsung di situs yang dituju ataupun bisa dibeli di travel agent.
  • Pakaian. Sebaiknya mengenakan pakaian yang sopan (tidak bercelana pendek atau memakai tank top). Memasuki kawasan Tample atau tempat suci biasanya disarankan untuk memakai pakaian dibawah lutut, kalau terlupa banyak penjual kain sarung di sekitarnya. Lepaskan topi atau penutup kepala.
  • Sediakan uang kecil untuk menitipkan sepatu atau sandal.
  • Pakai sepatu yang enak seperti sepatu olah raga, karena jalannya menanjak dan sedikit berkerikil.
  • Jangan lupa memakai sun block, payung dan juga membawa air minum.
Semoga bermanfaat.........

2 comments:

  1. Pernah liat Sigiraya rock itu di Nat Geo Wild yang lagi bahas soal lebah Sigiraya..sama Yodha..krn dia suka acara hewan2 gt....banyak lebahnya ya Mba di situ..katanya..dan pernah terjadi serangan lebah besar2 an ketika ada pengunjung yang usil melempar sarang lebahnya..cerita kedua sich yang aku denger di tv..serem juga ya..klu benar kejadian..:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya memang bnyk sarang lebah dan juga binatang sjenis semut terbang gitu, makanya kita dilarang berisik. Yg seram sich manjat ke atasnya krn batuannya terjal dan pernah longsor. Kmrn karena bawa anak2 kecil kita cuma sampai di terasnya aja gak naik keatas lg, mkn lain kali kalau kesana anak2 ditinggal di hotel aja biar bisa liat istana atas.

      Delete