Monday, September 24, 2018

Memulai kembali

Bebarapa hari lalu dapat email dari google yang intinya mereka mencabut google ads di blog saya karena sudah beberapa lama tidak aktif.

Ah...lumayan kaget juga, bukan kaget dicabutnya tapi baru tersadar kalau sudah lama juga saya absen dari penulisan blog padahal dulu menulis blog sudah seperti bagian dari hidup saya dan tak bisa dilepaskan.

Menulis blog buat saya dulu selain tempat saya mencurahkan catatan-catatan kecil kejadian yang terjadi dalam hidup saya, juga tempat saya menuangkan semua karya dan imajinasi baik dalam bentuk tulisan maupun hasil karya berupa foto maupun resep atau karya lainnya.

Menulis blog juga membuat saya memahami diri sendiri, terkadang kejadian-kejadian dalam hidup kita rekam dalam ingatan tanpa tahu maknanya tapi setelah mengendap beberapa lama baru kita sadari apa makna dari semua kejadian itu. Disitulah perlu perenungan diri untuk mencari jawabannya dan terkadang saya dapatkan setelah saya menuliskannya.

Blog juga membuat saya sadar akan potensi diri sendiri, tempat saya mencurahkan dan mencatat semua karya saya, tempat saya me re-fresh pikiran . Dengan menulis saya juga bisa mengendalikan pikiran dan berfikir runtut atas semua yang saya tuangkan dalam bentuk tulisan.

Dan dengan membaca tulisan-tulisan lama saya maka saya dapat melihat seberapa jauh saya berkembang dalam membuat karya. Melihat apa yang saya posting dulu baik berupa foto2, resep, tulisan atau apapun yang saya hasilkan di blog membuat saya sadar bahwa ternyata saya makin berkembang baik dalam berkarya maupun dalam berpikir.

Blog saya pilih karena menurut saya merupakan sarana komplit untuk mengekspresikan diri dan berinteraksi dengan bebas tanpa membuat gaduh seperti sarana lain di sosmed lainnya.

Tapi ternyata sebegitu pentingnya menulis blog buat saya bisa juga menghentikannya saya untuk menulis. Bukan kendala waktu tapi mungkin lebih tepatnya fokus saya sedang tidak kesini.
Ketika memutuskan pindah ke Indonesia demi sekolah anak maka konsentrasi dan daya upaya saya curahkan ke urusan anak, kemudian ketika anak sudah mapan dan dapat beradaptasi maka kemudian fokus saya ke pekerjaan saya.

Dulu tidak pernah terpikirkan untuk kembali bekerja ataupun memiliki kantor sendiri, semua serba kebetulan dan kondisi yang memaksa untuk itu. Pertama-tama tujuan saya bekerja kembali setelah bertahun-tahun menjadi pengurus rumah tangga saja dan sibuk mengurus anak serta suami adalah untuk mengisi kesibukan. Waktu yang banyak tersisa dimana anak sudah mulai besar dan mampu mengurus dirinya sendiri membuat saya berpikir untuk diri sendiri. Ilmu yang saya punya rasanya sayang untuk dibiarkan saja.

Kembali ke Tanah airpun juga berarti mulai lagi berinteraksi dengan teman-teman yang diantaranya adalah teman-teman sepekerjaan dulunya. Dan pada akhirnya saya putuskan bekerja di kantor salah satu teman. Saat iu saya piker mencari pekerjaan yang ringan saja asalkan tidak diam sekaligus me re-fresh pikiran. Berjalannya waktu tiba-tiba kantor tempat saya bekerja mempunyai masalah dan pada akhirnya harus ditutup dan dibubarkan. Banyaknya klien lama yang datang meminta tolong diselesaikannya pekerjaan yang sudah setengah jalan dan rasa tanggung jawab pada pekerjaan akhirnya memaksa saya dan beberapa teman untuk mengambil alih tanggung jawab kantor lama, dan kamipun membentuk suatu badan baru yang dapat menampung semua tanggung jawab itu.

Kantor kamipun berdiri, tapi ternyata tidak semudah itu, tantangan demi tantangan bermunculan, baik berupa tantangan pekerjaan maupun tantangan lainnya dari dalam.
Dengan semakin berkembangnya kantor baru kami, ternyata tidak menyurutkan hambatan yang timbul. Dan hambatan dan tantangan itu ternyata semakin banyak dan kompleks.

Tantangan terberat adalah bagaimana menyatukan visi dan misi kami didalam kantor. Gesekan-gesekan semakin sering timbul terutama bila beban pekerjaan semakin banyak dan sulit.
Sekarang kami memasuki tahun ke tiga sejak pertama berdiri, konsentrasi membangun kantor kami sendiri semakin dibutuhkan kalau mau langgeng apa yang kami rintis dari bawah ini. Kemauan untuk mewujudkannyalah yang sangat kami butuhkan.

Entahlah hanya berharap semua masalah dapat terpecahkan dengan sendirinya, walaupun semua memang butuh pengorbanan serta kemauan yang tinggi dari masing-masing anggotanya untuk melepaskan ego masing-masing. Dan semoga saja kami dapat melaluinya dan hambatan dan rintangan tersebut membuat kami semakin kuat dan membulatkan tekad kami untuk tetap percaya serta ingat akan tujuan kami saat pertama kali kami membentuknya.

Dan yang terpenting mungkin ini saat saya untuk kembali aktif untuk mulai menulis kembali dan berkarya kembali sehingga saya kembali dapat menyegarkan dan membagi pikiran saya ke hal-hal positive diluar pekerjaan.

Sunday, August 23, 2015

Kue Sus



Tepat setahun sudah kepindahan kami ke Indonesia, dari 1 tahun ini banyak sudah pengalaman baik suka maupun duka yang kami alami. Catatan suka duka ini menjadi amat panjang disebabkan ternyata banyak kejadian-kejadian di luar rencana yang terjadi. Keputusan saya untuk pindah dengan anak terlebih dulu ke Tanah air meninggalkan suami yang masih menyelesaikan tugasnya tentunya juga mengakibatkan banyaknya penyesuaian, kalau dulu mungkin segala sesuatu kami putuskan dan atasi berdua maka saat ini bayak hal yang harus saya kerjakan sendiri.

Dari hal remeh temeh yang mungkin dulu tidak pernah saya pikirkan seperti membetulkan kran bocor, air pembuangan yang tersumbat, service mobil sampai urusan perpanjang surat-surat kendaraan akhirnya harus saya kerjakan sendiri. Belum lagi keputusan saya untuk kembali aktif bekerja sehingga harus memikirkan pula pembagian waktu antara urusan kantor, domestik rumah tangga dan urusan anak agar semuanya dapat berjalan dan tidak ada yang terbengkalai.

Dari semua kesulitan yang saya alami, banyak sekali saya dibantu oleh anak saya, keadaan akhirnya yang membuatnya menjadi lebih dewasa dan mandiri. Kemampuannya untuk cepat beradaptasi terkadang membuat saya kagum juga sebagai ibunya. Kemauannya untuk tidak membiarkan saya menghadapi masalah sendirian terkadang membuat saya terharu. Dia sudah tumbuh dari gadis kecil saya yang manja menjadi remaja yang kuat dan mandiri dalam waktu singkat, walaupun begitu ada satu hal yang belum berubah yaitu selalu mau masakan mamanya.

Kalau masalah masakan mamanya sepertinya dia sedikit fanatik, mulai dari makan pagi, bekal sekolah sampai makan malam selalu lebih memilih masakan rumah, padahal terkadang saya malas memasak dan lebih praktis kalau beli di luar saja toh kami hanya berdua, tapi melihatnya gak tega juga. Akhirnya untuk menyiasatinya saya luangkan untuk memasak sebelum berangkat kantor, dan untuk snack saya pilihkan snack-snack yang bisa tahan lama dengan cara disimpan di kulkas, baik itu adonan mentahnya maupun bahan setengah jadinya sehingga pada saat diperlukan bisa dibuat sebentar.

Salah satu snack favourite yang biasa saya buat adalah kue sus. Kue sus memiliki banyak sekali ragam variasi isian, bisa dikombinasikan dengan berbagai macam dan rasa. Kulit sus yang sudah matang-pun dapat disimpan dan dapat bertahan beberapa lama diluar kulkas asalkan di taruh di wadah kedap udara. Kalau mau rasa manis maka bisa ditambahkan vla dan buah segar atau rasa asin dengan rougut ayam sayuran atau rasa segar dengan isian salad buah dan sayur, pokoknya kue sus ini benar-benar bisa mengikuti keinginan kita.

Kulit sus favourite saya adalah yang kokoh dan tidak terlalu lembek, dengan kulit yang kokoh maka bentuknya akan tetap bagus walaupun sudah lama disimpan, selain itu renyahnya bertahan lama.
Bila ingin kulit sus yang kokoh maka resep ini bisa dicoba.......

Kulit Sus Kokoh

Bahan :
- 200ml air
- 100gr mentega
- 140gr tepung terigu
- 1/4 sdt garam
- 1/2 sdm gula
- 3 btr telur (saya pakai ukuran sedang)

Cara membuat :
  1. Masukkan air, mentega, garam dan gula dalam panci. Rebus sampai mendidih dan mentega cair semua.
  2. Tambahkan tepung terigu, kecilkan api, aduk sampai tepung tercampur rata dan tidak lengket di panci.
  3. Angkat, biarkan agak dingin (sampai tidak ada uap panas).
  4. Taruh adonan di mangkuk besar, masukkan telur, mixer dengan kecepatan sedang sampai adonan lembut dan tecampur rata.
  5. Panaskan oven 200 derajat Celsius. Olesi Loyang dengan mentega tipis2. cetak adonan sus (saya pakai sendok) beri jarak antar adonan. Masukkan ke dalam oven.
  6. Panggang selama 25-30 menit.
  7. Sus matang bila sudah tampak tidak ada buih menteganya atau sampai kecoklatan.

Catatan :

Agar sukses membuat kulit sus maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
  • Masak adonan sus sampai benar-benar matang, cirinya adalah adonan tampak halus, sebab kalau kurang matang maka kulit sus tidak akan berongga. 
  • Mencampur adonan dan telur tunggu sampai adonan tidak terlalu panas sebab kalau adonan terlalu panas telur bisa matang dan tidak campur demikian pula kalau terlalu dingin adonan akan terpisah, cara terbaik adalah tunggu sampai uap panasnya hilang.
  • Jangan buka oven sebelum 20 menit pertama. Oven yang dibuka sebelum waktunya akan mengakibatkan adonan mengempis.


Sunday, June 7, 2015

Mie ceker setan

Mie ceker setan ala saya


Sejak saya menetap di kota Malang hal pertama yang saya lakukan tentunya adalah berburu makanan unik-unik. Kita bisa mendapatkan makanan enak dan murah hampir disetiap sudut kota.
Memang Malang sudah terkenal sebagai kota kuliner sejak jaman saya kecil dulu. Apalagi sekarang dengan berkembang pesatnya pariwisata di sekitar Malang dan bertambahnya jumlah wisatawan domestic serta international maka menjadikan kuliner Malang semakin maju.

Kalau dulu para wisatawan selalu berburu makanan legendaris seperti soto ayam Jl. Lombok, Pecel Kawi,  Soto daging Sawahan, Ayam Bakar Pak No, Soto dhok, Bakso Presiden, Bakso kota Cak Man Cwi mie Gang Jangkrik, Sekol Duck, Sate Kairo, Amsterdam resto, Jagung bakar aneka rasa dan masih banyak lagi lainnya, maka sekarang ini banyak sekali tempat-tempat makan yang menyediakan makanan sesuai trend. Tempat-tempat makan ini biasanya di kelola oleh para anak muda bahkan banyak sekali yang masih duduk di bangku kuliah.

Kalau dulu pusat jajanan ada di sekitar Jl. Kawi dan daerah Pulosari maka sekarang penyebarannya ikut beralih melebar ke seputaran daerah-daerah kampus, yaitu seputaran Dinoyo, Jl. Soekarno hatta, daerah Gajayana dan sekitar Jl. Galunggung.

Tempat-tempat makan ini biasanya menempati ruko-ruko kecil dengan design retro dan gaya anak muda banget, dan makanannya dibuat se-stylish mungkin sehingga bagus untuk di foto ataupun dibuat selfie. Menu yang ditawarkan pun bergaya anak muda, ringan tidak berat dengan porsi yang cukup dan yang jelas terjangkau untuk kantong mahasiswa.

Selain menawarkan menu ringan dan baru, ada beberapa tempat makan yang berusaha merombak menu legendaris kota Malang seperti Cwi Mie dengan tampilan dan rasa yang lebih trendy, salah satunya adalah Mie Ceker Setan ini.

Mie ceker setan mulai popular di Malang sekitar dua tahuan yang lalu, tidak jelas juga siapa pencetusnya karena tiba-tiba menjadi booming sekali. Tadinya sich menurut omongan dari mulut ke mulut yang ngetop duluan adalah ceker setannya. Ceker ekstra pedas ini dijual pedagang kaki lima yang berjualan malam hari dengan kombinasi nasi, kemudian karena menjadi terkenal akhirnya banyak pedagang lain yang menirunya dan mengkombinasikannya dengan mie.

Perkembangan selanjutnya adalah dengan meningkatkan tingkat kepedasannya dengan berbagai macam level dari mulai original, level 1 sampai dengan level kesekian sesuai dengan keinginan konsumen atas toleransi kepedasan yang mereka inginkan. Namanyapun mulai berkembang menjadi mie ceker setan kober, mie ceker mbledos, mie mercon, dan nama-nama lucu lainnya. Tidak jelas juga apakah nama seram-seram itu menunjukkan tingkat kepedasannya ataukan untuk menunjukkan bentuk cakar dari cekernya, yang jelas jenis mie ekstra pedas ini akhirnya popular juga dipadankan tidak hanya dengan ceker saja tetapi juga dengan sayap, kepala, ayam cincang, dan pangsit.

Berikut ini saya sertakan mie ceker setan versi saya agar bisa di coba di rumah masing-masing, resep aslinya sendiri saya dapatkan dari adik ipar saya dan kemudian saya modifikasikan sedikit agar sesuai dengan rasa yang saya inginkan. Slahkan mencoba.......

Bahan Mie

- Mie yang sudah direbus dan ditiriskan (Saya pakai fresh mie)
- Kecap
- Kecap
- Merica (sedikit saja)
- Minyak Goreng
-Sawi/ bak coy rebus

Cara : Aduk semua bahan di mangkuk, kecuali sawi (Sisihkan)

Bahan Ceker Setan

- 1 Kg Ceker ayam
- 8 btr bawang merah
- 4 btr bawang putih
- 1 btr tomat
- 8 Cabe rawit merah (sesuaikan dengan selera, semakin banyak semakin pedas)
- 2 Cabe merah besar
- 1 sdm air asam
- 1 cm jahe
- Laos
- Daun salam
- Garam
- Gula (saya pakai brown sugar)

Cara membuat :
  1. Haluskan semua bumbu kecuali laos dan salam.
  2. Tumis bumbu halus, salam dan laos sampai harum, masukkan ceker dan tambahkan sedikit air.
  3. Kemudian tambahkan bumbu lainnya.
  4. Masukkan air bila perlu dan masak sampai ceker matang dan empuk.
  5. Tunggu hingga air bumbu mulai mengental, angkat dan siap dihidangkan.
Cara menghidangkan : Atur mie yang sudah dberi bumbu di mangkok, beri topping ceker setannya dan siram dengan kuahnya. Beri hiasan sawi rebus atau bisa juga diberi pangsit goreng dan bawang goreng sebagai pelengkap. Kalau tidak mau mienya terlalu kering, bisa juga tambahkan dengan air kaldu sedikit saat menghidangkan.

Catatan
  • Bumbu-bumbu pada bahan mie menyesuaikan dengan banyaknya jumlah porsi yang akan dihidangkan.
  • Ceker biasanya saya presto terlebih dahulu agar lebih cepat memasaknya.
  • Perlu diperhatikan pada saat ceker di presto jangan terlalu lama agar bentuk cekernya masih bagus tetapi sudah empuk sempurna.
  • Bila tidak suka ceker maka bisa diganti dengan bagian ayam lainnya.
  • Tingkat kekentalan bumbu tergantung selera, saya sendiri suka kalau bumbunya sudah kental sekali dan melekat di cekernya.