Libur sekolah telah tiba.... libur sekolah kali ini seperti juga liburan tahun-tahun yang lalu tentunya disambut dengan gembira oleh kami semua. Selain mulai merencanakan untuk liburan dan berlebaran di Tanah air dengan seluruh sanak keluarga ada satu hal lagi yang sangat membuat saya bahagia yaitu tidak bertemunya anak saya dengan temannya dan mengisolasi dia dari serangan kutu!!.....
Sudah beberapa lama ini kami satu rumah berperang untuk memberantas kutu kepala. Perang ini bermula ketika suatu hari ketika saya sedang menyisir rambut anak saya yang lumayan panjang, menemukan beberapa titik putih di rambutnya. Titik-titik putih ini saya curigai sebagai telur kutu, pikir saya waktu itu kalau ada telurnya berarti juga pasti ada kutunya. Wah benar-benar bencana...karena anak saya terkadang juga masih tidur dengan saya....bisa-bisa satu rumah tertular semua. Tanpa pikir lebih lama langsung saya datangi farmasi yang menjual obat untuk menghilangkan kutu tersebut, dan mulailah kami memulai treatment kutu tersebut. Tidak mau ambil resiko pemakaian obat saya ulang seminggu 2 kali selama 2 minggu. Bau obat yang menyengat dan membuat mual tetap saya paksakan untuk kami pakai. Sesering mungkin saya check juga secara berkala kepalanya, kalau ada tanda-tanda kutu masih bersarang maka kembali pengobatannya saya lanjutkan, mau bagaimana lagi....selama anak saya terus bertemu dengan temannya yang menyebarkan kutu maka selama itu pula pengobatan berlangsung.
Ceritanya memang anak saya berteman dekat dengan anak yang penyebarkan kutu ini, sebut saja namanya si Ann. Ann adalah anak pemalu dan manis yang pernah saya tahu. Dia amat sangat tidak percaya diri menurut pendapat saya, dan tidak mempunyai teman. Hampir semua teman baik yang sekelas maupun teman satu sekolah selalu menghindar berteman dengannya tanpa tahu apa sebabnya. Pertama kali di kenalkan kepada saya dia menjawab dengan suara sangat pelan dan menunduk malu tanpa berani melihat ke arah saya, dan seperti berusaha menarik diri. Anaknya cantik dan tidak ada yang aneh secara fisik tapi betapa kagetnya saya karena dari jarak agak jauhpun sudah terlihat bintik-bintik putih bergerombol dan amat sangat banyak di kepalanya. Bintik-bintik putih ini bukan kotoran biasa...sudah bisa dipastikan bahwa itu telur-telur kutu...jumlahnya ratusan bahkan mungkin ribuan, bergerombol memenuhi kepalanya.
Tahulah saya kenapa semua anak menghindar berteman dengan Ann ini, mungkin mereka takut tertular, dan mungkin orang tua mereka tidak mengijinkan mereka dekat dengan Ann. Tapi tidak begitu dengan anak saya, dia yang juga pernah menjadi korban bullying di sekolah merasa kasihan dan senasib dengan Ann. Buatnya sangat tidak fair bila tidak mau berteman dengan seseorang hanya karena dia berkutu, dan lagipula Ann anak yang baik. Ya memang benar sekali pendapat anak saya, dan itupula yang selalu saya ajarkan kepadanya untuk berteman dengan siapa saja, dan tanpa maksud untuk menyakiti hati anak saya maupun temannya maka pelan-pelan saya nasehati saja dia agar memberikan jarak sedikit bila sedang berdekatan dengannya. Pikir saya waktu itu kutu tidak akan menular bila tidak bersentuhan langsung, sampai akhirnya saya temukan telur-telur kutu dikepalanya...
Ini jelas bukan salah Ann dan bukan pula salah anak saya, mempunyai kutu juga bukan merupakan penyakit berbahaya, hanya saja sangat menular....mengambil istilah anak saya bahwa kutu dikepala adalah mahluk immortal karena dia sudah bosan mengobatinya tapi tetap tidak bisa hilang2, dan menyebar cepat kesegala arah, maka saya berusaha mencari penyelesaian terbaik dari masalah ini. Akhirnya saya datangi perawat di sekolah, saya utarakan masalah saya, dan tanpa menyebutkan nama maka sayapun memintanya untuk kembali secara aktif memeriksa kepala anak-anak ini. Harapan saya agar mereka menemukan siapa yang berkutu dan memberikan surat kepada orang tua masing-masing. Tapi ternyata tindakan itu tidak kunjung dilakukan....apakah mereka sudah tau siapa penyebabnya ataukah ada sebab lain seperti ada orang tua yang tidak bersedia anaknya diperiksa karena masalah privacy....entahlah.....
Memang dahulu saya ingat saya pernah mengisi form perihal pemeriksaan berkala kebersihan anak-anak di sekolah termasuk pemeriksaan kutu di kepala, form persetujuan ini dibuat untuk meminta ijin orang tua murid, karena ternyata banyak juga orang tua murid yang tidak mengijinkan pemeriksaan anaknya dengan berbagai macam alasan. Amat sangat disayangkan dan ironis kalau orang tua murid tidak memperbolehkan pemeriksaan kebersihan ini, karena memang ini adalah salah satu tanggung jawab mereka. Bukan salah si anak bila dia berkutu, bukan juga salah anak-anak lain yang menghindari berteman dengan anak yang mempunyai kutu, itu adalah tanggung jawab orang tuanya. Sesibuk apapun orang tuanya mereka harus bertanggung jawab terhadap kesehatan dan kebersihan anaknya.
Sangat disayangkan, seorang anak yang seharusnya bisa bermain bebas dan gembira bersama teman-temannya, dan bisa menggali semua potensi yang ada padanya, merasa terkucil, rendah diri, dan tidak nyaman berada dilingkungannya, hanya karena dia memiliki banyak kutu dikepalanya....
No comments:
Post a Comment