Sunday, March 6, 2011

Pecel Sayuran

Pecel sayuran beserta tahu, tempe bacem, telur pindang dan krupuk


Seperti kota-kota lainnya kota Malang juga memiliki banyak makanan khas yang patut diandalkan. Sebagai kota pelajar tentu banyak pula jenis makanan murah meriah yang ditawarkan, salah satu yang jadi favorite saya kala menempuh kuliah di kota ini adalah nasi pecel. Nasi beserta rebusan sayur mayur komplit disiram dengan bumbu kacang pedas ini pada saat itu bisa dinikmati hanya dengan harga Rp 1500,- saja, sudah disertakan pula sepotong besar tempe goreng dan rempeyek kacang atau teri dan segelas teh hangat manis.
Harga ini tentunya adalah harga untuk warung nasi pecel yang ada di jalan utama, tapi kalau diseputaran kampus dan warung-warung pecel pinggiran  tentunya harganya lebih murah lagi, pokoknya sesuailah dengan kantong mahasiswa.
Saya ingat pada saat liburan kemaren masih bisa menikmati nasi pecel ini hanya dengan harga Rp 2500,-
Bayangkan ditengah harga-harga bahan makanan yang melambung tinggi di tanah air masih bisa menikmati nasi beserta lauknya dengan harga seperti itu, pokoknya bukan saja murah meriah dan kenyang tapi juga sangat nikmat dan bergizi.

Kalau saya perhatikan dari beberapa banyak penjual pecel yang ada di Malang ternyata ada beberapa jenis pecel, ada pecel yang berasal dari Blitar ada juga yang berasal dari Madiun. Sebenarnya saya sendiri tidak pernah tahu apa perbedaannya tapi setelah mencoba membandingkan kesana-sini ternyata pecel yang berasal dari Blitar memiliki rasa yang sedikit lebih manis dan pedas yang nyata, mungkin ini dikarenakan pemakaian gula merah yang sedikit lebih banyak dan jenis sayuran rebusnya juga unik yaitu selalu menyertakan bunga turi selain tentunya sayur lainnya. Rasa bumbunya yang asam pedas dan manisnya sangat pas sekali, lauk pendamping lainnya yang ditawarkan biasanya tidak terlalu beragam hanya tempe goreng sederhana saja.
Sedangkan untuk pecel Madiun sebenarnya rasanya tidak banyak berbeda dengan pecel Blitar hanya lauk pelengkapnya lebih bervariasi dan diutamakan, seperti sate usus ayam, sate telur puyuh, sate kerang dll. Bumbunya sendiri terasa sedikit ringan walaupun begitu tidak mengurangi kenikmatan khas pecelnya dan saat menghidangkan diatas pecelnya selalu ditaburi daun kemangi segar.

Bumbu pecel kering sebelum diberi air
Di depan rumah ibu saya di Malang, ada seorang penjual nasi pecel yang cukup terkenal, langganannya datang dengan mobil-mobil, mereka rela antre untuk dilayani dan menunggu giliran tempat duduk, padahal warungnya sendiri hanya semi permanen dengan bangku2 panjang seadanya. Kalau saya tanya ini pecel Blitar atau Madiun sepemilik warungpun bingung menjawabnya karena memang bukan kedua jenis pecel itu yang dijualnya. Bumbu pecel hasil racikan "Mbok Djo" ini terbilang unik karena dia memasukkan kelapa parut sangrai untuk menambah kekentalan dan kegurihan bumbu pecelnya.

Untuk mengurangi rasa kangen nasi pecel ini sayapun membuat sendiri bumbu pecelnya kebetulan juga tanaman kencur di halaman belakang baru saja di panen, resepnya sendiri saya copy dari hasil googling di internet. Rasanyapun lumayan enak, bisa disajikan sebagai menu sarapan di hari Minggu pagi yang cerah...Selamat mencoba....

Bahan Bumbu Pecel :
- 1/2 kg kacang tanah, goreng
- 9 bh cabe merah
- 9 cabe rawit


Racikan bumbu pecel yang sedang dihaluskan
- 4 lbr daun jeruk, buang garis tengahnya
- 5 bawang putih
- 4 sdm gula merah
- 2 ruas kelingking kencur
- 6 sdm air asem jawa
- 2 sdm gula pasir
- Garam

Cara membuat :
  • Tumis semua bumbu. Haluskan.
  • Tumbuk, ulek atau blender bumbu dan kacang tanah goreng sampai halus.
  • Tambahkan air masak.
Pelengkap :
- Sayur-sayuran rebus seperti kangkung, taoge, kacang panjang, kol dll.
- Tahu atau tempe goreng/bacem.
- Kerupuk/ rempeyek.

Catatan :
  • Gula, garam serta rasa pedas bisa disesuaikan tergantung selera.
  • Untuk membuat bumbu pecel yang tahan lama maka setelah bumbu dihaluskan beri air dan masak sampai mendidih dan kental, lalu simpan dalam plastik kedap udara sebelum dimasukkan kedalam kulkas atau frezer.

No comments:

Post a Comment