Saturday, April 13, 2013

Aluth Avurudu




Tanggal 13 April dan 14 April adalah merupakan hari libur Nasional di Srilanka. Pada hari ini seluruh masyarakat Singhalese dan Tamil merayakan tahun baru mereka. Perayaan yang sangat kental dipengaruhi oleh astrologi dan kalender Budha yang secara tradisional juga menandai berakhirnya musim kemarau dan musim panen. Seperti dalam banyak kebudayaan di seluruh dunia, tahun baru dipandang sebagai waktu pembaharuan yaitu waktu berakhirnya tahun yang lama dan berganti dengan tahun yang baru dan harapan yang baru, dan di Sri Lankapun juga tidak berbeda. Oleh karena itu banyak ritual yang di kerjakan untuk menyambut datangnya harapan baru tersebut.

Perayaan tahun baru di Srilanka ini tidak berbeda dengan tahun baru di banyak negara lain di Asia, dimana akhir tahun lama dan awal tahun baru ditentukan dan dihitung berdasarkan perhitungan Astrologi, yaitu dimulai ketika matahari mulai melintas batas antara Meena Rashiya (rumah Pieces) ke Mesha Rashiya (rumah Aries) dan berakhir ketika persimpangan selesai. Titik tengah antara perlintasan itulah yang dianggap sebagai fajar baru, titik dimana matahari saat itu tepat berada diatas Srilanka.
Banyak ritual dijalankan dalam menyambut tahun baru ini, beberapa hari sebelumnya rumah-rumah dibersihkan dan para wanita sibuk membuat kue-kue traditional mereka. Sehari sebelum tahun baru tiba dilakukan ritual mandi, dengan mengoleskan sejenis minyak herbal yang terbuat dari tumbuhan Nuga ke kepala. Mandi ini bertujuan untuk menyucikan diri dan pikiran menuju tahun yang lebih baik. Kemudian sambil menunggu datangnya tahun baru mereka berusaha untuk menahan diri dari sifat-sifat dan aktivitas yang mengejar materi dengan memperbanyak kegiatan keagamaan dan berinterospeksi diri, periode ini mereka sebut dengan periode netral, yaitu periode menunggu saat pergantian tahun.

Setelah tahun baru tiba yang pada tahun ini jatuh pada tanggal 14 April jam 1.29 pagi para laki-laki pemimpin keluarga mengajak seluruh keluarganya untuk berkumpul bersama, menyalakan lampu, memberikan sirih kepada para orang tua sebagai tanda cinta kasih, memasak kiribath (sejenis nasi yang dimasak dengan santan) dan memakannya beserta seluruh keluarga sebagai hidangan pertama di tahun baru ini. Mamasak kiribath haruslah sampai tumpah ruah dari tempatnya yang berarti menandakan kemakmuran di tahun yang baru.

Mereka juga memakai baju baru sesuai dengan warna yang di sarankan Astrologi untuk tahun 2013 ini warna mereka adalah Indigo (biru). Di desa-desa musik drum tradisional raban yang terbuat dari kulit kambing dimaninkan oleh para wanita, petasan dibunyikan, anak-anakpun dibiarkan bersama-sama bermain di halaman, begitu juga banyak permainan-permainan lain dimainkan oleh para orang dewasa dan anak-anak, semua orang gembira menyambut tahun yang baru.
Pada saat itu kuil dan vihara juga akan penuh sesak dengan orang-orang yang memberikan persembahan dan menerima berkat dari para biksu.

Ritual lain yang sering dilakukan adalah saling mengunjungi keluarga dan kerabat dekat juga para tetangga. Biasanya mereka membawa bingkisan berupa kue-kue traditional yang tebuat dari beras dan juga buah pisang. Makanan traditional ini sangat berperan penting dalam perayaan karena menandakan berbaginya rasa syukur terhadap apa yang telah didapat di tahun sebelumnya.

Semoga saja tahun yang baru menjadi tahun yang lebih baik dari tahun kemaren....Suba Aluth Avurudu Wewa Srilanka....

No comments:

Post a Comment