Thursday, July 14, 2011

Belajar Jualan



Siapa sangka kalau hobby main-main ternyata bisa mendatangkan uang juga. Saya ingat dulu saya sama sekali tidak tertarik dalam hal masak-memasak, tetapi karena saya hidup di negara orang yang jauh dari keluarga dan sanak saudara maka membuat saya berusaha untuk mulai menggeluti dunia masak-memasak. Pertama sich tentunya masakan sederhana untuk sehari-hari saja dulu, lama-lama mulai menapak sedikit-sedikit dan jatuh cinta pada dunia satu ini. Kecintaan saya pada dunia kuliner juga akibat dari dorongan teman-teman senior saya disini, dari merekalah saya banyak mendapatkan ilmu, dan tentunya karena saya juga suka makan.
Kesukaan saya akan makan enak terutama camilan-camilan tradisional mendorong saya untuk mulai berburu resep. Jatuh bangun pernah saya alami rasa bosan juga putus asa kadang juga menghampiri, bahkan sampai saat inipun ada beberapa resep traditional yang belum bisa saya taklukkan. Rasa penasaran ini yang membuat saya terus menimba ilmu dari para senior yang saya temui baik melalui buku-buku maupun internet juga kursus-kursus memasak. Melalui merekalah saya sedikit-sedikit mulai tahu rahasia-rahasia menaklukkan sebuah resep dan banyak juga tips-tips menarik yang mereka bagikan.
Dari semua uji coba resep inilah kemudian tercipta macam-macam makanan traditional yang saya buat dan akhirnya membuat saya dikenal oleh teman-teman dengan keahlian baru saya ini.
Walaupun begitu tetap tidak pernah terlintas dalam pikiran saya untuk menerima orderan/pesanan, saya membuatnya untuk lingkungan keluarga saja, rasanya bangga bisa menghadirkan makanan traditional di acara2 keluarga, tapi kemudian dari mulut ke mulut mereka saling berbicara apalagi kita tinggal di luar Indonesia dimana makanan traditional negara kita merupakan barang langka dan sangat digemari, sehingga  dari sanalah saya mulai menerima order-order tersebut. Pertama-tama memang order saya terima dari teman-teman dekat, dan sekarang mulai sedikit berkembang pada kenalan2 lainnya. Dan oleh sebab itu saya mulai berpikir untuk mulai sedikit profesional dalam mengerjakannya, bagaimanapun sedikit atau banyak orang memesan mereka sudah mengeluarkan uang dan percaya kepada kita jadi sebagai imbal baliknya tentu kita harus membuat mereka puas.
Sebagai penjualan dadakan tentunya banyak hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari, dari perjalanan waktu selama ini dan masalah-masalah yang terkadang datang membuat kita belajar banyak dari kesalahan tersebut. Belajar meminimalkan kesalahan yang timbul membuat kita lebih pandai mengantisipasi apa yang akan terjadi kemudian dan bagaimana mengatasinya. Salah satu pembelajaran yang menurut saya penting adalah dengan mencoba menempatkan diri kita sebagai pembeli, apa yang diinginkan dan tidak disukai seorang pembeli ternyata sangatlah bermanfaat bagi para penjual pemula yang ingin usahanya terus berkembang dan berlanjut.

Sebagai langkah awal, ada beberapa hal penting yang juga perlu diperhatikan dan diketahui oleh seorang penjual pemula yaitu :

I. Menentukan harga Jual

Diakui apa tidak menentukan harga jual suatu produk adalah langkah awal dalam berjualan setelah menentukan produk apa yang akan kita jual. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan yaitu biaya produksi, persaingan, permintaan dan keuntungan yang diharapkan. Cara yang paling gampang dalam menghitung biaya produksi adalah dengan memasukkan semua ongkos biaya produksi ditambah biaya lain (seperti tenaga kerja, transport, kemasan) dan juga nilai keuntungan yang diinginkan. Besarnya keuntungan tergantung pada masing-masing penjual. Setiap penjual biasanya mempunyai alasan dan kriteria sendiri dalam menentukan keuntungan yang ingin diperolehnya.
Perlu diingat bahwa kelebihan dari menjual produk makanan adalah keuntungan yang kita dapat bisa sangat tinggi apalagi kalau mendapat konsumen fanatik atau kita tidak punya saingan sama sekali dalam produk sejenis, tetapi yang juga harus diperhatikan ialah bahwa konsumen makanan juga sangat sensitif terhadap kenaikan harga. Beda-beda tipis saja bisa membuat mereka beralih ke produsen lain atau malah malas membeli dan mencoba membuatnya sendiri, apalagi sekarang semua resep makanan sudah bisa dengan mudah diperoleh melalui internet.
Di bawah ini ada contoh sederhana bagaimana menentukan harga jual untuk pisang coklat karamel yang saya dapat dari majalah koki. Perhitungan dibawah ini dilakukan dengan menganggap bahwa semua peralatan sudah ada dan tersedia dirumah.

Biaya Bahan :
- 15 pisang kepok                Rp  5.000
- 30 lbr kulit lumpia            Rp  1.500
- 150gr gula pasir                Rp  1.000
- 4sdm air                             Rp     100
- 1 btr putih telur                Rp      600
- 150gr DCC                         Rp   3.750
- Minyak goreng                  Rp      500
                                                             
Biaya Non bahan :
- gas/bahan bakar                  Rp   1.000*
- Tenaga kerja                        Rp   5.000*
- Perawatan alat                     Rp   2.000*
- Kemasan                                Rp      500
- Transport                               Rp   1.000*
                                                 ____________ +
Total biaya produksi                Rp 25.950
*assumsi :
  •  Tenaga kerja utk 1 kali produksi 
  •  Alat produksi memerlukan biaya perawatan
  •  Memakai LPG, harga tabung Rp 60.000 (utk 30 kali produksi)
  • Transport yg diperkirakan untuk belanja bahan dan pengiriman produk
Hitungan diatas menghasilkan 10 bungkus dengan isi @3  bh pisang karamel coklat. Jadi harga pokok pisang karamel coklat perbungkus adalah Rp 25.950 : 10 = Rp 2.595 atau bisa dibulatkan menjadi Rp 2.600/ paketnya.
Dengan diketahuinya harga pokok produksi maka kita bisa menentukan harga jual dengan menambahkan keuntungan yang diinginkan.
Ada beberapa hal yang terkadang dilupakan seorang penjual apalagi pemula seperti saya dalam menentukan harga jual produk agar mampu bersaing dan berdaya jual tinggi tetapi juga mempunyai keuntungan yang sepadan yaitu : 

  • Menentukan keuntungan terlalu rendah. Perlu diperhatikan juga naik turunnya harga bahan baku dan bahan produksi lain dalam elemen keuntungan sehingga kita tetap tidak akan rugi kalau tiba2 ada kenaikan biaya mendadak.

  • Kesalahan lain yang sering dibuat juga yaitu mereka memasukkan biaya terlalu tinggi, terutama untuk biaya bahan yang mengakibatkan harga jual menjadi tinggi. Misalkan untuk harga minyak goreng perliter anggaplah Rp 1.000, sedangkan dalam memproduksi kita hanya memerlukan 500ml maka harga yang kita cantumkan dalam biaya yang benar adalah sebesar Rp 500 saja.

II. Konsistensi, ini meliputi :


1. Konsistensi Harga
Coba saja perhatikan "harga" merupakan salah satu faktor penting dalam berjualan, karena harga merupakan suatu hal yang sangat sensitif dan mempengaruhi kelangsungan hidup usaha kita. Sedikit saja ada masalah dengan harga maka akan membuat pelanggan kecewa atau malah mulai beralih ke produsen lain. Sungguh tidak enak juga apabila kita jadi pembeli kalau membeli sesuatu barang yang sama harganya selalu berubah-ubah, atau selalu mendapat jawaban gampang nanti saja, tapi begitu jadi ternyata harganya sangatlah mahal walaupun itu dengan teman terdekat sekalipun. Oleh karena itu harga merupakan komponen yang penting dalam berjualan, dan harus dihitung dengan cermat agar ke dua belah pihak, baik si pembeli dan penjual tidak merasa kecewa dan dirugikan.
2. Konsistensi rasa dan bentuk
Bayangkan saja apabila kita memesan sesuatu ternyata barangnya tidak sesuai dengan apa yang kita pesan, pastinya kita akan kecewa. Banyak sekali para penjual dadakan yang memberikan janji2 yang bagus atau malah memberi contoh gratis yang bagus pada awalnya tetapi tidak menjaga mutu dari dagangannya ketika menerima order. Kadang mereka merubah resep atau merubah bentuk (misalkan : besar kecilnya, tampilannya) agar lebih banyak untungnya, ini juga sebenarnya berhubungan dengan cara menghitung harga pokok dengan benar. Bahkan ada juga karena masih amatiran merasa tidak bersalah menjual makanan dengan resep gagal. Selalu harus diingat bahwa pembeli sudah mengeluarkan uang mereka untuk kita, dan percaya terhadap kita, kepercayaan itu mahal sekali harganya.
3. Konsistensi waktu
Managemen waktu adalah kunci sukses bagi segala hal. Jangan pernah remehkan "waktu" makin bagus kita mengelolanya maka makin memudahkan kita dalam mengerjakan segala sesuatu. Apalagi kalau kita berjualan yang berhubungan dengan makanan, jelas kita tidak akan mengecewakan pelanggan kita dengan mengirim makanan yang sudah basi atau terlambat menyerahkan pada waktunya. Kita tahu kalau makanan gampang sekali rusak terutama makanan traditional yang menggunakan santan, makin fresh kita buat makin bagus, tapi bagaimana kalau mendapat order dalam jumlah banyak dan bermacam-macam tentu sangat sulit sekali, oleh karena itu dengan menghitung waktu pengerjaan yang cermat semua dapat diatasi. Mulailah dengan sesuatu yang bisa disimpan dan tahan lama dulu baru kemudian kerjakan makanan yg kira2 cepat basi belakangan, sehingga pada hari H-nya semua order dapat dikerjakan dengan baik dan tepat waktu. Pengetahuan tentang sifat dan karakter barang dagangan kita tentunya akan sangat bermanfaat.
Dengan memperhatikan hal-hal diatas saya pikir akan memudahkan kita semua dalam menjaga kepuasan para pelanggan, sangat disadari bahwa penjual akan merasa bahagia apabila mendapatkan pelanggan yang loyal, hal itu tentunya sangat sulit diperoleh, diperlukan kerja keras dan usaha yang tidak sedikit. Salah satunya adalah dengan cara jangan pernah berpuas diri dan berhenti untuk terus membuka hati dan pikiran dengan terus  berburu resep-resep unik dengan rasa yang enak dan layak jual. Saya percaya bahwa kunci sukses seseorang adalah dengan terus belajar dan memperbaiki diri...Siapa tahu suatu hari nanti hobby memasak saya bisa terus berlanjut menghasilkan pundi-pundi keuntungan untuk saya dan keluarga....Siapa tahu.....

No comments:

Post a Comment