Bolong2 diserabi kelihatan besar2 krn terlalu lama mendiamkan adonan |
Teringat masa kecil saat masih tinggal di rumah kontrakan di daerah Kramat Asem Jakarta Timur...Tiap pagi sehabis subuh di hari Minggu, orang tua saya selalu membangunkan saya dan adik untuk ikut mereka berolah raga jalan kaki. Biasanya setelah berolah raga pagi kami pergi mampir ke pasar kaget yang ada di ujung jalan. Saat-saat seperti itulah yang selalu saya tunggu...karena sudah terbayang aroma dan wangi serabi yang dijual oleh seorang ibu tua yang saya panggil "Mbok". Terus terang saya sendiri saat itu tidak suka serabi, tapi entah kenapa berjongkok sambil menunggu pesanan dimasak disebuah "anglo" sambil menikmati aroma kayu terbakar dan bau serabi yang tengah dimasak serta mendengar ocehan mbok tua dipagi buta bikin ketagihan...
Setelah lama mencari resep serabi yang menurut saya pas dan yang jelas empuknya tahan lama, maka saya temukan resep ini disebuah blog masakan yang sayangnya saya lupa namanya. Untuk si pembuat resep termakasih buat resep serabinya...Menikmatinya membuat saya bernostalgia ke masa lalu....
Serabi Telur
Bahan Serabi :
- 150 gr tepung terigu
- 125 gr tepung beras
- 1 btr telur
- 550 ml santan
- 1/2 sdt garam
- 1sdt ferman
- Pewarna hijau (jika suka)
- 1/2 sdt baking powder
- 3 sdm minyak goreng
Bahan Kuah :
- 600ml santan
- 75 gr gula merah
- 75 gr gula putih
- 2 lbr daun pandan
- 1/2 sdt garam
Cara Membuat :
1. Campur bahan serabi jadi satu kecuali garam dan minyak goreng.
2. Istirahatkan 15 mnt.
3. Masukkan garam dan minyak goreng.
4. Masak di wajan/ cetakan serabi sampai bolong-bolong baru tutup. Masak sampai matang.
Untuk Kuah : Masak semua bahan jadi satu. Kalau ingin kuah agak kental tambahkan larutan maizena sedikit.
Catatan :
- Hidangkan serabi bersama kuah.
- Kuah serabi bisa ditambah dengan potongan nangka atau durian sebagai variasi rasa.
- Kalau memakai cetakan dari tanah liat panaskan dulu cetakan dan oles-oles dangan minyak sampai hitam.
No comments:
Post a Comment