Sunday, May 10, 2015

Rotii Paratha

Paratha
Akhirnya setelah beberapa bulan sejak kepindahan kami ke Malang dan sempat mengungsi beberapa bulan di rumah orang tua karena rumah kami belum siap huni dan masih dalam tahap renovasi maka seminggu yang lalu resmi saya dan anak menempati rumah kami sendiri.

Rumah kami ini sebenarnya sudah kami miliki kurang lebih 4 tahun yang lalu, membangunnya kami serahkan ke pihak developer perumahan, setelah jadi tidak langsung ditempati karena kami masih tinggal di Colombo, Srilanka saat itu. Memang rencananya rumah ini adalah simpanan kami dan akan ditempati setelah pensiun nanti, tapi karena rencana pensiun dini yang diinginkan oleh suami dan anak yang harus masuk SMP maka kepindahanpun dipercepat dari semestinya, walaupun hanya saya dan anak saya saja yang pindah terlebih dahulu, sedangkan suami akan menghabiskan masa kontraknya dulu sampai tahun 2016 nanti.



Seperti rumah-rumah lain yang dibiarkan lama kosong maka rumah kami inipun semakin lama semakin rusak karena tidak terawat. Sehingga pada saat saya datang awal Agustus kemaren kondisinya sudah sangat memprihatinkan, perlu banyak perbaikan dan renovasi agar siap huni. Dan ternyata renovasinya membutuhkan waktu yang sedikit lama, oleh sebab itu akhirnya saya putuskan untuk sementara tinggal di rumah orang tua dulu.
Pindahan
Sekarang rumah sudah selesai, sudah siap dihuni dan barang-barang dari Colombo juga sudah datang, maka saya dan anak sayapun siap pindah dan menempati rumah baru kami.

Kepindahan kami kerumah yang baru berarti juga memiliki dapur sendiri.....saat inilah yang sangat saya nanti-nantikan. Walaupun sewaktu tinggal di rumah orang tua kemarin juga bebas melakukan apapun termasuk masak memasak tapi tetap saja rasanya tidak sebebas di rumah sendiri.

Percobaan awal adalah mulai mengeksekusi resep yang sudah saya simpan lama tapi belum sempat mencobanya yaitu rotii paratha.

Jenis flat bread ini popular sekali sebagai menu harian didaerah Asia Selatan seperti India, Srilanka, Pakistan sampai ke Yaman dan jazirah Arab dan sekitarnya. Mungkin namanya berbeda-beda, ada yang menyebutnya paratha dan ada yang menyebutnya rotii tissue karena apabila ditarik akan membentuk lembaran tipis berlapis-lapis seperti tissue. Cara pengerjaannya juga ada sedikit perbedaan, seperti di India dan di Srilanka.

Cara pengerjaan di India yaitu adonan dibuat berlapis-lapis dengan bantuan ghee atau butter sedangkan di Srilanka adonan di buat berlapis dengan cara diuleni dengan banyak minyak dan dibentuk sedemikian rupa sehingga bila dipanaskan diatas wajan akan membentuk lapisan-lapisan.
Dari cara pengerjaan ini akan menghasilkan hasil akhir yang berbeda dimana paratha India akan lebih kesat sedangkan paratha Srilanka sedikit lebih berminyak. Tapi walaupun begitu keduanya memiliki tampilan yang sama yaitu bulat dan berlapis-lapis seperti kulit pastry.

Di Srilanka sendiri parathaa biasanya disajikan sebagai menu hidangan makan malam, mulai dari kedai-kedai dan warung sampai restaurant besar yang menyediakan makanan lokal pasti ada menu rotii paratha. Biasanya penduduk lokal memakannya berserta curry. Anak saya sendiri suka sekali makan paratha dengan curry kambing atau ayam masala yang pedas. Rasa gurih paratha memang enak dipadukan dengan sensasi pedas masala atau curry, tapi terkadang parathaa juga bisa disajikan sebagai menu makan pagi juga. Kalau makan pagi biasanya paratha dihidangkan beserta madu atau olesan selai buah manis.



Step by step : dari kiri bawah

Sebagai pengobat rasa kangen Srilanka maka saya membuatkan anak saya paratha dengan kuah ayam masala pagi ini. Resep aslinya saya ambil dari. sini.  Resep ini adalah resep paratha ala India, cara pengerjaannya lebih mudah dan simple serta tidak terlalu berminyak hasil akhirnya, tetapi tetap lembut di lidah.

Kalau ingin mencoba menu sarapan atau makan malam dengan menu yang tidak biasa maka resep ini bisa di coba......



Paratha dengan tabura daun ketumbar

Bahan :

1. 2 cup tepung terigu protein tinggi ( saya pakai cakra kembar bogasari biru)
2. 2 sdm minyak goring
3. 1 cup air matang
4. 1/4sdt garam
5. Ghee atau butter atau margarine

Cara :
  1. Uleni semua bahan kecuali ghee, sampai kalis dan tidak lengket di tangan.
  2. Bentuk bulatan bola besar, tutup dengan serbet basah atau plastic cling, diamkan 15 menit.
  3. Uleni sebentar adonan kemudian bagi menjadi bulatan-bulatan kecil. Diamkan lagi kira-kira 10 menit.
  4. Tipiskan adonan dengan tidak lupa memberi taburan tepung pada bagian atas dan bawahnya agar tidak lengket.
  5. Bentuk bulat atau oval memanjang. Beri ghee pada sisi atasnya, biarkan lapisan ghee agak sedikit tebal lalu taburi dengan tepung dan ratakan.
  6. Gulung adonan yang sudah tipis dan dilapisi ghee tadi  memanjang dari satu sisi.
  7. Potong adonan ditengah-tengah, memanjang. Satu sisi biarkan jangan sampai putus.
  8. Gulung dari sisi yang tidak putus membentuk lingkaran seperti mawar.
  9. Tipiskan lagi, tapi hati-hati jangan terlalu di tekan, agar lapisan-lapisannya tidak lengket satu sama lain sehingga tetap cantik.
  10. Panggang di atas wajan tahan panas yang sudah diolesi sedikit ghee sampai matang.

Catatan :

  • Paratha enak dihidangkan fresh, jadi kalau ingin praktis paratha dapat dibuat sebelumnya dan dipanggang setengah matang setelah itu masukkan wadah kedap udara dan taruh di freezer. Panaskan lagi paratha sesaat sebelum dihidangkan.
  • Memanggang paratha jangan terlalu lama, paratha sudah matang apabila sudah tampak lapisan-lapisannya dan sedikit warna kecoklatan.
  • Selain yang plain, paratha juga bisa dibuat rasa lain seperti dengan taburan daun ketumbar,bawang, bubuk cabe, atau black papper, semua tergantung selera. Caranya menambahkan taburan pada saat setelah cara pembuatan ke 8. Taburan akan lengket sempurna bila dibantu dengan sedikit air.



1 comment: