Tuesday, August 26, 2014

Transisi

Sudah lama banget gak nge-blog...sejak persiapan serta pindahan ke Indonesia pada akhir Juli kemarin maka ini adalah postingan saya yang pertama. Persiapan pindahan apalagi ini mempersiapkan diri untuk pindah negara memerlukan persiapan yang tidak sedikit sehingga menarik semua energy yang saya punya. Foto-foto dari postingan-postingan terakhir yang tidak sempat saya upload sudah berjejer menunggu, rencananya sich akan saya upload begitu sempat, tapi ternyata sampai hari kepulangan saya ke Tanah air rencana tinggal rencana jangankan meng upload menyentuh komputer saja sepertinya susah sekali mencari waktunya.

Setelah pindah ternyata masalahnyapun tidak berkurang, banyak sekali hal yang perlu dibenahi, mulai dari urusan sekolah anak sampai dengan tempat kita akan tinggal. Terus terang rumah yang saya punya belum siap dihuni, selain semua perabotan rumah masih di Srilanka rumah kamipun harus banyak yang di renovasi agar layak huni, untuk itu kami harus bersabar dan sementara tinggal di rumah orang tua dulu sampai semuanya tertata.

Kehidupan saya yang selama ini tertata dan sudah teratur rapi sedikit banyak mengalami perubahan. Walaupun sebenarnya kami sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari dengan baik tak urung membuat kami harus banyak menyesuaikan diri lagi dan memulainya dari awal.

Masa transisi yang sepertinya mudah sekali diucapkan ternyata tak sesederhana kelihatannya. Mengambil arti kata transisi yang bermakna peralihan dari suatu keadaan ke keadaan lain atau dapat juga bermakna kondisi yang belum stabil maka bisa dikatakan demikian juga keadaan saya sekarang. Penyesuaian besar-besaran serta menata hati dan diri tentunya bukan saja dialami oleh anak dan suami tetapi juga diri saya.

Untuk anak yang saya pikir akan  mengalami penyesuaian yang besar karena harus pindah sekolah dengan bahasa yang tidak dia pahami benar serta kurikulum yang asing untuknya, tetapi ternyata diluar dugaan dan dengan segala puji syukur ternyata sedikit demi sedikit dia sudah dapat dengan cepat menyesuaikan diri walaupun masih jauh dari sempurna dan perlu lebih banyak kerja keras lagi darinya dan yang paling menyenangkan adalah dia amat bergembira karena telah mendapatkan banyak teman baru yang membantunya di sekolah serta dekat dengan keluarga lainnya terutama ada kakek neneknya membantunya cepat beradaptasi.

Untuk suami yang setelah ini harus berjuang sendiri demi masa depan kami semua di negara orang tentunya keadaan sekarang akan berbeda sekali dengan pada saat kita berkumpul dan menghadapinya bersama, tetapi saya yakin masa-masa sulitnya akan cepat berlalu dan dia kembali tenggelam dengan kesibukannya di kantor. Dan bagaimana dengan saya sendiri??

Hmmmm...benar-benar masa transisi ini ternyata secara tak terduga berdampak terbesar ke diri saya sendiri. Homesick ternyata saya rasakan sekali, saat pertama kali datang sich masih seperti bulan madu saja semua kelihatan bagus dan enak...bisa jalan-jalan ke mall setiap hari, bertemu dan dekat dengan keluarga serta makan jajanan kesukaan setiap kali kepengen tapi lama kelamaan saya merasa bosan juga. Merasa asing di lingkungan sendiri dan rasa kesepian serta tidak berguna mungkin lebih tepatnya perasaan yang saya rasakan  saat ini. Rasanya seperti meraba-raba dalam gelap, dan mencoba berusaha mencoba untuk keluar dari kegelapan itu.

Sudah tidak banyaknya teman mungkin juga menjadi salah satu penyebabnya. Pernah beberapa kali mencoba menjalin kembali pertemuan dengan teman-teman lama tapi rasanya canggung sekali, bahkan dibeberapa kesempatan bertemu dengan mereka membuat saya semakin merasa terasing, entahlah mungkin saya yang berubah atau juga mereka, tidak ada lagi chemistry diantara kita membuat saya menjadi malas datang ke pertemuan-pertemuan kembali. Kegiatan harian pun sulit kembali normal contoh sederhananya  hobby memasak saya sekarang susah untuk menjalankannya lagi, selain peralatan memasak saya yang masih tertinggal di Srilanka juga saya tidak punya dapur sendiri karena saya saat ini masih tinggal di rumah orang tua yang berarti saya masih harus beradaptasi lagi dengan dapur mereka.

Makanya kemaren senang sekali saat sambungan internet terpasang ke rumah, walaupun memang menunggu sedikit lebih lama dari janji salah satu provider yang katanya 1 hari jadi menjadi molor 2 minggu-an lamanya, masih dapat saya maafkan...rasa kesalnya tertutup sudah dengan rasa gembira tiada tara...seperti mendapatkan hadiah saja.
Dengan adanya internet maka saya sudah bisa sedikit menapak maju, tidak bisu dan tuli lagi dan paling tidak langkah saya sedikit kembali normal.

Sekarang saya sudah bisa kembali menulis atau paling tidak meng update berita-berita lagi.
Harapan saya ke depan tidak muluk-muluk semoga saja saya dapat kembali bisa mencari sedikit demi sedikit network yang lama terputus sambil terus berharap semuanya akan normal lagi dan saya kembali mendapatkan kegiatan yang saya sukai dan beraktifitas secara produktif lagi.....Semoga saja semuanya menjadi lebih baik....Aminnn ya Allah...

2 comments:

  1. Mbak Dinie selamat datang kembali di Tanah Air tercinta ya.... Sudah setahun rupanya kembali ke Malang yang Mbak. Semoga nyaman dan proses transisi yang dituliskan setahun lalu ini berjalan mulus. Sukses selalu ya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih ya mbak buat supportnya..Alhamdlillah sekarang kondisi kami sudah membaik...semoga makin lancer ke depannya...aminnn.

      Delete