Waisak sendiri merupakan hari untuk memperingati Trisuci agama Budha yaitu:
1. Kelahiran Pangeran Sidharta
2. Pangeran Sidharta menuju penerangannya menjadi Budha
3. Wafatnya Budha.
Peringatan Vesak ditandai dengan dipasangnya berbagai ornament keagamaan disetiap sudut jalan yang menyimbolkan tentang perjalanan hidup Budha mulai dari dilahirkan sampai dengan meninggalnya, dan juga ditandai dengan pemasangan lampu-lampu, lampion warna warni serta pembagian makanan gratis.
Pemasangan lampu warna warni ini merupakan symbol cahaya untuk mengenang Pangeran Shidarta menuju proses penerangannya dalam menyampaikan Dhamma. Masyarakat Srilanka banyak memasang lampu-lampu minyak dan lampion-lampion sebagai hiasan di rumah-rumah maupun di jalan-jalan. Membuat lampion sendiri dipercaya merupakan salah satu dari proses meditasi yang merupakan ritual dari rangkaian kegiatan pada saat Vesak. Dikatakan bahwa proses meditasi pada setiap orang berbeda-beda ada yang menjalankannya dengan cara pengaturan nafas ada pula yang dengan cara menggosokkan 2 benda. Dan pada saat pembuatan lampion ini ada proses menggosokkan 2 benda, dengan mengolah bambu atau kayu yang di gosok-gosok, membengkokkan dan menjadikannya sebuah bentuk kerangka serta kemudian menghiasnya, proses ini dipercaya sebagai salah satu dari cara bermeditasi.
Pada proses pembuatan lampionpun dilakukan secara bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga, dan dengan berkumpul bersama serta membuatnya dengan bantuan orang serumah dan tetangga sekitar akan dapat mempererat hubungan kekeluargaan serta kemasyarakatan.
Walaupun praktek membuat lampion dengan bantuan orang serumah ini sudah mulai hilang terutama di daerah perkotaan, namun mereka tetap bisa merayakan dan mendapatkannya karena lampion-lampion jadi atau kerangkanya saja sudah banyak dijajakan di jalan-jalan seminggu sebelum acara Vesak dimulai.
Pembagian minuman serta makananpun dilakukan di jalan-jalan dan disetiap sudut, masyarakat bersama-sama bergotong royong menyediakan makanan atau minuman dan membagikannya di jalan, sebagai bentuk rasa syukur dan welas asih pada sesama. Semua orang yang lewat ditawari makan atau minum tanpa kecuali, masyarakat yang melintaspunpun dengan senang hati mencobanya.
Perayaan Vesak tahun 2014 kali ini di Colombo tetap berpusat di sepanjang jalan utama Baudhaloka Mawata dan di sekitar Gangaramaya Tample di Baira Lake Colombo. Acaranya meriah, jalan-jalan nampak berhias dan bermandikan cahaya indah, saya sendiri tidak melihat perayaannya pada puncak acara Vesak 2014 kemaren karena kami sekeluarga melakukan perjalanan ke luar kota Colombo.
Tapi lampu-lampu dan kemeriahan kota bisa kita saksikan sebelumnya karena hiasan-hiasan sudah dapat dilihat beberapa hari sebelum Vesak, jalan keluar kotapun cukup meriah walapun tidak seramai di Colombo masyarakat sudah mulai membagi-bagikan makanan sehari sebelumnya dan setiap rumah telah menghiasi rumahnya dengan lapu-lampu minyak maupun lampion warna-warni. Foto-foto diatas adalah sebagian dari suasana Vesak di Colombo yang bisa saya abadikan sebelum perjalanan ke luar kota dan juga hasil kiriman teman-teman yang telah berbaik hati berbagi dan berhasil mengikuti acara Vesak 2014 di Colombo.
Ini mungkin adalah Vesak terakhir buat kami di Srilanka, tetapi kemeriahannya akan terus kami kenang, semoga lain waktu bisa juga melihat kemeriahan Vesak yang ada di Indonesia atau di negara lainnya. (dok. Martha, Tyas, Nini, Dinda, Dinie).
No comments:
Post a Comment