Beberapa hari ini saya terjangkit hobby baru, entah kenapa tapi saya suka sekali membaca info lowongan pekerjaan, baik di koran-koran maupun di media lainnya. Membaca info lowongan bekerja ternyata juga membawa saya pada kenangan semasa baru lulus dulu, masa-masa dimana bersama-sama dengan ribuan pelamar lainnya yang juga baru lulus berebut lowongan yang hanya beberapa saja.
Perjuangan ini membawa banyak ragam cerita baik yang menyenangkan maupun menyedihkan. Tahap demi tahap harus dilalui mulai dari mencari lowongan di koran, majalah, internet, dengar lewat teman, atau cara lainnya untuk mendapatkan info kerja. Dan setelah mendapat panggilan harus pula lolos dalam tahapan berikutnya seperti dengan mengikuti semua test tulis, psikologi dan yang terakhir interview. Semua tahap itu yang harus kita lalui sebelum mendapatkan pekerjaan impian kita. Tiap tahap biasanya diikuti oleh ratusan bahkan ribuan pelamar, dan makin mengecil jumlahnya pada tahap akhir, bisa dibayangkan kalau lolos seleksi dari sekian ribu orang tersebut pastinya ada sedikit rasa bangga dan puas tak terhingga. Dan dalam tiap tahap tersebut pastinya juga meninggalkan kesan tersendiri.
Bagi saya sendiri tahap yang paling berkesan dari semua tahap recruitment adalah pada saat interview. Biasanya bagian ini selalu ditemukan di bagian paling akhir pada proses pencarian kerja. Pada tahap ini kita akan di pertemukan dengan para calon atasan kita. Mulai dari bagian personalia sampai calon bos kita pasti ada disana. Pada saat ini kita bisa mengetahui apa yang mereka inginkan dari kita dan para pemberi kerja juga akan mengetahui calon-calon pekerjanya, mulai dari semua sifat, kegemaran, dedikasi sampai semua sifat kemanusiaan lainnya dapat terlihat. Semua informasi tentang tempat kerja dan jenis pekerjaan serta imbalan dan fasilitas yang kita akan terima juga bisa kita dapatkan. Disinilah saat "chemestry" itu terjadi. Saat terpenting dari semua proses recruitment.
Sayangnya justru "chemestry" itu jarang terjadi, banyak hal yang menyebabkannya. Biasanya terjadi disebabkan karena kurangnya pengetahuan kita tentang dunia kerja dan desakan keinginan untuk cepat mendapatkan pekerjaan, sehingga banyak mengabaikan kejanggalan-kejanggalan awal yang ditawarkan oleh para pemberi kerja. Beberapa pengalaman dibawah ini mungkin adalah sebagian dari pengalaman yang tidak pernah saya lupakan dalam mencari kerja. Saat saya baru dinyatakan lulus kuliah seperti para pemula lainnya saya melamar ke semua lowongan yang ada di koran. Banyak sekali yang terlihat menarik hati dan tanpa meminta pengalaman kerja. Salah satunya PT.X dalam iklan disebutkan sebuah perusahaan besar yang akan membuka cabang baru sehingga membutuhkan banyak karyawan. Mereka tidak memberikan kriteria khusus hanya menginginkan posisi mulai dari manager sampai office boy, tentunya kesempatan ini tidak saya abaikan. Berbekal ijazah dan data lainnya saya memenuhi panggilan mereka. Sampai di tempat tujuan betapa terkejutnya saya, kantornya hanya berupa sebuah ruko kecil setengah jadi dengan barang ala kadarnya, persis gudang menurut saya. Dan yang lebih mengejutkan ternyata yang dipanggil jumlahnya sampai ratusan. Tapi karena berharap mendapat pekerjaan, saya berusaha untuk bersabar diri dan menghibur diri sendiri, mungkin karena kantornya masih baru pikir saya, makanya perlu banyak pegawai. Kesan saya pada pewawancara seperti orang terburu-buru, tidak rapi, pokoknya seadanya. Dia tidak banyak bicara, melihat sekilas ke ijazahpun tidak, bicaranya cepat tapi pada intinya semua yang diterima harus membeli produk yang dijual dulu dan terserah mereka mau dijual lagi atau tidak, istilahnya beli putus. Baru setelah itu siapa yang dapat membeli/menjual produk lebih banyak bisa dilihat prestasinya. Tidak ada ikatan sama sekali...
Olala....kenapa banyak sekali janji muluknya dengan jabatan-jabatan mentereng dan gaji menggiurkan, kenapa tidak dari awal disebutkan kalau mereka hanya mau menjual produk mereka... kalau perusahaan dari awal sudah beritikad tidak baik dan berbohong untuk tujuan mereka untuk apa diteruskan....sayapun berlalu dan tidak menengok lagi.....
Pengalaman berikutnya sebuah panggilan dari sebuah developer yang cukup bonafit di kota tempat saya tinggal. Pemiliknya memiliki beberapa real estate yang dikelolanya sendiri. Diapun menginterview calon pegawainya sendiri. Sambil sibuk mondar-mandir kesana kemari, beliau berteriak-teriak meminta sesuatu dari anak buahnya dan juga sekaligus menjelaskan job deskripsi yang nanti akan dikerjakan calon karyawan. Tidak ada kepangkatan di kantornya, tidak ada jabatan tertentu, satu orang harus mampu mengerjakan semuanya. Seseorang yang berada di bagian administrasi harus mampu juga mengerjakan pembukuan, pajak, menghandle para pekerja, supplier dan customer, membayar tagihan-tagihan dan lain-lain, pokoknya semua pekerjaan harus dikerjakan termasuk jadi supir kalau diperlukan. Dan dia menambahkan tidak perlu seseorang bersekolah tinggi, cukup dengan pengalaman akan mengajarkan semuanya yang terpenting kerja keras. Tanpa mau membantah apa yang dikatakannya dan walaupun itu semua pendapatnya mungkin ada benarnya, tapi apakah saya mampu bekerja dengan seseorang yang berbeda pendapat dengan saya...Mimpi saya jauh dari itu.....maklum sebagai seseorang yang baru lulus pastilah idealisme saya masih tinggi, buat saya pengalaman adalah guru terbaik tapi tanpa profesionalisme maka semua akan jalan ditempat. Tidak jelasnya job deskripsi dan jenjang karier yang jelas akan membuat kita bekerja dengan sia-sia. Semua akan berpusat ke diri si bos saja, suka tidak suka semua keputusan beliau yang menentukan. Tapi karena pada saat itu saya baru lulus dan tak punya pengalaman apapun rasanya perlu juga agak dikesampingkan masalah ini. Dan sampailah pada masalah gaji, berapa sich gaji si "pekerja serabutan" ini pikir saya, ternyata jauuuuh....sekali dibawah UMR....dengan alasan belum pengalaman lah, harus banyak mengajari dan lain sebagainya beliau berupaya membujuk saya untuk menerimanya. Maafkan saya...sekali lagi maafkan..... saya memang butuh pekerjaan dan pengalaman tapi saya butuh hidup juga, bukan kerja keras yang saya takutkan tapi kalau gaji tidak memadai dan tanpa fasilitas apapun buat apa saya bekerja.....
Lain lagi kalau ketemu si pewawancara yang begitu bangga dengan dirinya sendiri. Biasanya banyak saya temukan di perusahaan perbank-an atau BUMN. Walaupun tidak semuanya tapi kesan yang dibangun selalu menganggap rendah dan remeh si pelamar. Dalam pikiran mereka mungkin merekalah si penentu nasib seseorang. Pertanyaan-pertanyaannya sering tidak ada hubungannya dengan jenis pekerjaan yang ditawarkan, pada intinya selalu memojokkan dan menganggap pendapatnya sendirilah yang selalu benar. Pewawancara seperti ini mungkin lupa kalau dulupun mereka tidak tau apa-apa dan bukan siapa-siapa saat mereka pertama kali bekerja. Mereka dapat bekerja dan memiliki pengalaman seperti sekarang juga karena diberi kesempatan. Belum tentu orang yang kita anggap lebih rendah dari kita tidak memiliki potensi lebih. Kalau mereka begitu hebatnya dan tidak butuh orang lain kenapa perusahaan membuka lowongan...
Selain pengalaman-pengalaman buruk diatas saya juga pernah mengalami pengalaman unik dalam mencari kerja. Pengalaman ini mungkin tidak terjadi pada orang lain dan mungkin juga tidak akan terjadi lagi pada saya. Ceritanya setelah melewati semua test sampailah saya pada bagian interview. Interview kali ini adalah interview tersingkat dan ternyaman untuk saya. Tanpa banyak tanya dan prosedur si pemilik perusahaan langsung menerangkan semua jenis pekerjaan yang nantinya harus saya kerjakan, beliau juga bercerita panjang lebar mengenai asal usul perusahaan dan filosophi perusahaannya. Cara menerangkannya begitu gamblang dan nyaman sehingga saya tidak merasa sebagai pihak pencari kerja. Singkatnya tanpa basa-basi terlalu banyak saat itu saya telah diterima bekerja dan bisa mulai bekerja minggu itu juga. Jelas saja senang dan semua rasa bercampur aduk, apalagi pekerjaan ini sesuai dengan pendidikan yang saya tempuh dan imbalan gajinyapun cukuplah untuk saya. Setelah bekerja dan berinteraksi dengan teman sekantor ternyata ada banyak kebetulan yang mengejutkan, salah satunya adalah banyak dari pekerjanya yang memiliki ulang tahun yang hampir bersamaan, dan ternyata berdasarkan desas-desus yang beredar si pemilik perusahaan memang memilih karyawannya berdasarkan zodiac tertentu....Tidak ada alasan khusus sebenarnya tapi beliau merasa nyaman bekerja dengan karyawan yang memiliki zodiac pilihannya tersebut dan karena kenyamanan begitu penting bagi beliau maka hampir semua karyawannya berulang tahun pada bulan-bulan yang hampir sama....Terserahlah apa kata gosip benar tidaknya tidak ada yang tahu persis, yang jelas saya telah mendapatkan pekerjaan impian saya dan berusaha bekerja sebaik-baiknya seperti janji saya semula....Tidak penting lagi mencari tahu apakah saya diterima bekerja di perusahaan tersebut berdasarkan kemampuan saya..... atau hanya karena tanggal lahir saya.....Dan yang jelas saya merasa nyaman bekerja disana, juga ada keuntungan lainnya yaitu bisa bersama-sama merayakan ulang tahun dengan beberapa teman sekerja.....
No comments:
Post a Comment